Seni, Kerajinan, dan Keterlibatan Masyarakat: Sukses Solo Art Market di Era Gibran

Oleh: Ibnu Katsir Ikhtiyanto

Seni, Kerajinan, dan Keterlibatan Masyarakat: Sukses Solo Art Market di Era Gibran
Wali Koto Solo sekaligus kader PDI Perjuangan Gibran Rakabuming Raka. ANTARA/Aris Wasita

Ini mendorong para pelaku UMKM untuk berkembang dan menyesuaikan produk-produk mereka sesuai dengan tuntutan pasar.

Pendekatan inklusif pemerintah Solo, sebagaimana yang tercermin dalam Teori Pengembangan Ekonomi Inklusif (UNDP, 2014), menekankan pentingnya kesempatan yang setara bagi semua lapisan masyarakat.

Solo Art Market memberikan platform tidak hanya kepada pelaku yang sudah mapan tetapi juga pada mereka yang baru memulai usaha.

Hal ini menciptakan kesempatan baru bagi para pelaku UMKM untuk masuk ke dalam pasar yang lebih luas dengan dukungan pemerintah.

Keterlibatan masyarakat, sesuai dengan Teori Keterlibatan Masyarakat (Arnstein, 1969), menjadi landasan penting bagi Solo Art Market.

Pemerintah tidak hanya menciptakan acara pasar, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaannya, memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi masyarakat tercermin dalam setiap aspek kegiatan tersebut.

Pemerintah Solo juga memanfaatkan pendekatan berbasis nilai, seperti yang terungkap dalam Teori Ekonomi Budaya (Hesmondhalgh, 2002).

Melalui Solo Art Market, kekayaan budaya lokal diolah untuk menciptakan nilai ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan pendapatan pelaku UMKM, dan sekaligus memperkuat identitas budaya lokal.

Melalui kegiatan yang dikenal sebagai Solo Art Market, visi Gibran dalam memajukan ekonomi lokal dengan memanfaatkan potensi kreatif menjadi sebuah kenyataan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News