Solar Langka, Gelombang Tak Menentu

Solar Langka, Gelombang Tak Menentu
Solar Langka, Gelombang Tak Menentu
BAGANSIAPI-API - Kelangkaan solar membuat para nelayan pusing tujuh keliling. Kerja keras mengais rejeki di lautan menjadi terhambat. Hal ini dialami nelayan baik bersifat tradisional maupun berskala besar yang berada di pesisir pantai wilayah Kabupaten Rohil seperti di Kecamatan Pasirlimau Kapas, Kecamatan Bangko, Kecamatan Sinaboi dan Kecamatan Kubu. Pasokan solar sempat masuk, namun langsung ludes lagi.

Berkurangnya pasokan solar ini merupakan dampak dari pengurangan alokasi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke SPBU. "Kemarin memang begitu. Dimana, sempat mengalami kelangkaan solar. Hampir semua tempat kita cari, solar tidak ditemukan. Sekarang sudah masuk. Tapi tidak lama setelah itu habis lagi. Kalau kita mencari solar di SPBU jelas sulit. Begitu datang begitu habis," kata Arif (41) salah seorang nelayan jaring tradisional Bagansiapi-api.

Dikatakan Arif, memang sejak awal para nelayan sudah diberitahu bahwa pasokan solar masuk dua hari sekali. Dia cerita, untuk mendapatkan solar dirinya terpaksa membeli di tingkat pengecer, dengan resiko harga lebih tinggi. "Lantaran butuh solar, maka kita harus membelinya. Untuk satu liternya, yang biasanya Rp 6.000 di tingkat pengecer naik menjadi Rp 6.500 perliter. Hal seperti ini sudah biasa muncul kalau terjadi kelangkaan," kata Arif.

Biasanya, para nelayan jaring tradisional membawa satu dirigen berisikan solar sebanyak 35 liter. Solar sebanyak 35 liter tersebut ditargetkan habis antara dua sampai tiga hari. Biasanya, dalam melakukan aktivitas, mereka juga selalu membawa stok buat cadangan.

BAGANSIAPI-API - Kelangkaan solar membuat para nelayan pusing tujuh keliling. Kerja keras mengais rejeki di lautan menjadi terhambat. Hal ini dialami

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News