Takut Adik Presiden, Warga Syria Lari ke Turki
Jumat, 10 Juni 2011 – 08:18 WIB
Jisr Al Shughour adalah kota pertama yang pernah jatuh ke tangan kubu anti-Bashar sejak demonstrasi anti pemerintah mulai merebak di Syria selama sebelas pekan. Sebenarnya tidak hanya di kota tersebut pemerintahan Bashar mereaksi keras demonstrasi anti pemerintah.
Tidak mengherankan jika hanya dalam sebelas pekan diperkirakan sekitar 1.200 nyawa warga sipil menjadi korban. Jumlah itu terbesar jika dibandingkan dengan korban semua gerakan prodemokrasi yang berlangsung di kawasan Arab beberapa bulan terakhir.
Dan, Maher Al Assad adalah otak di balik kekejian tersebut. Video amatir baru-baru ini memperlihatkan kepala pasukan pengamanan presiden, badan intelijen, dan komandan Divisi IV itu menembak seorang demonstran tidak bersenjata. Dua tahun lalu dia juga tertangkap kamera sedang merekam dengan menggunakan ponsel pembantaian yang dilakukan pasukannya di sebuah penjara.
Maher dianggap reinkarnasi Rifaat Al Assad. Rifaat adalah adik Hafez Al Assad, mantan presiden sekaligus ayah Bashar dan Maher. Pada 1982, saat Syria menghadapi pemberontakan yang dimotori Ikhwanul Muslimin, Rifaat-lah yang ditugasi Hafez agar menumpasnya.
KARBEYAZ - Arus pengungsi Syria dari Kota Jisr Al Shughour menuju perbatasan Turki terus bertambah. Hingga tadi malam WIB, jumlahnya hampir 1.600
BERITA TERKAIT
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina
- Dua Kelompok WNI Bentrok di Korsel, Ada Korban Tewas
- Tidak Main-Main, India Siap Buka Rahasia Industri Pertahanannya demi Bantu Indonesia