Terlintas untuk Pulang ke Rumah Menemui Keluarga, namun...

 Terlintas untuk Pulang ke Rumah Menemui Keluarga, namun...
Petugas DVI Polri melakukan identifikasi terhadap barang barang korban Lion Air JT 610 di JICT 2 pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/10/18). FOTO: FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

Lisda lalu kembali menghubungi Interpol. Dia menuturkan, sejak awal memang Interpol memahami kinerja anggota DVI. ”Akhirnya, dicarikan tiket, dapatnya Selasa (30/10) pukul 06.00. Saya menginap di hotel bandara,” terang dia.

Setelah tiba di Indonesia pada pukul 10.00, Lisda tidak pulang ke rumah. Anggota DVI yang berseragam lengkap sejak di Malaysia itu langsung menuju Rumah Sakit R. Said Sukanto di Kramat Jati. ”Saya langsung bertugas,” ujarnya.

Terlintas dalam pikirannya untuk pulang ke rumah, menemui keluarga. Namun, tugas terasa lebih mendesak. ”Saya memahami apa yang dirasakan keluarga korban. Mereka membutuhkan data identifikasi secepatnya,” paparnya.

Pengorbanan juga dilakukan anggota lain tim DVI, Kanit Odontologi Forensik LKOK Pusdokkes Polri drg Astiti Handayani. Pada hari pertama pesawat Lion Air itu diketahui jatuh, dia langsung mendapat instruksi untuk meluncur ke RS R. Said Sukanto.

Padahal, saat itu dia membawa anak bungsunya yang berusia enam bulan. ”Saya memang membiasakan diri untuk tidak memiliki asisten. Makanya, semua anak saya jadi anak kantoran. Anak yang main di kantor,” ujarnya, lalu tersenyum.

Kondisi itu membuat dia memikirkan cara agar ada yang menjaga anaknya. Suaminya, Hari Yulianto, sedang menjalani pendidikan dan tidak bisa pulang. ”Ibu saya di luar kota,” kata dia. Akhirnya, dia meminta bantuan asisten rumah tangga baru untuk menemani anaknya.

Termasuk yang sulung, Rido Bagus Wicaksono, 10, dan adiknya, Rianti Hayu Pinandita, 5. ”Itu kali pertama dalam sepuluh tahun ini saya memiliki asisten rumah tangga,” paparnya.

Hampir seminggu bertugas dalam operasi DVI jatuhnya pesawat Lion Air, Astiti selalu pulang pada pukul 24.00. Kondisi itu memengaruhi anak bungsunya. Saat masih berada di RS, sekitar pukul 22.00, ada telepon dari ibunya. ”Anak saya sakit, panas sampai 39,3 derajat (Celsius, Red),” ujarnya.

Anggota Tim DVI Polri mengutamakan tugasnya mengidentifikasi 125 korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News