Bagi Napi, Penjara Rumah yang Nyaman

Bagi Napi, Penjara Rumah yang Nyaman
Bagi Napi, Penjara Rumah yang Nyaman
Faktor lain yang memicu para napi tetap beraksi meski di balik jeruji penjara, karena banyaknya waktu luang di dalam penjara. Ini juga menunjukkan kegagalan pemerintah melakukan pembinaan kepada para napi. Kalau banyak kegiatan pembinaan, maka waktu para napi tersita untuk kegiatan positif. "Kalau waktunya luang, ya mereka saling berinteraksi, belajar korupsi dari para koruptor, belajar membunuh kepada napi kasus pembunuhan, dan seterusnya," katanya.

Ditegaskan Erlangga, dugaan ribuan napi di Tanjung Gusta terlibat sindikat penipuan, juga menunjukkan buruknya upaya penyadaran para napi. "Kalau pembinaan berjalan baik, pastilah mampu membuat para napi dihinggapi rasa bersalah yang tinggi karena telah berbuat jahat. Yang terjadi, malah sebaliknya," imbuhnya.

Menurut Erlangga, karena pembinaan yang tak jelas, penjara lebih mirip menjadi tempat pembuangan sampah. "Sampah itu, semakin lama semakin membusuk," ujarnya membuat perumpamaan. Ini terjadi, kata dia, karena aparat hukum lebih banyak melakukan tindakan pemenjaraan, dibanding upaya-upaya pencegahan. Akibatnya, hampi seluruh penjara over capacity.

"Maling singkong dipenjara, maling ayam dipenjara, pembunuh dipenjara, koruptor juga dipenjara. Semua masuk penjara, sesak, tak dibina dengan baik. Mereka dianggap sampah, akhirnya benar-benar membusuk," pungkas Erlangga. (sam/jpnn)

JAKARTA -- Dugaan kuat, ribuan narapidana (napi) di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tanjung Gusta, Medan, terlibat penipuan melalui layanan pesan singkat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News