Bohong

Bohong
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Kebohongan sudah berkeliling ke separuh dunia, kebenaran masih mengenakan sepatunya.

Begitu kata pepatah Barat yang memperbandingkan kebohongan dan kebenaran.

Berita bohong menyebar dengan cepat dan diibaratkan sudah sampai ke separuh orang di dunia, sementara kebenaran masih sibuk mengenakan sepatu.

Zaman sekarang disebut sebagai era post-truth, pasca-kebenaran. Ada juga yang menyebut post-fact atau alternative facts.

Tidak ada kebohongan, yang ada adalah pasca-kebenaran. Tidak ada bohong, yang ada pasca-fakta. Tidak ada penipuan, yang ada fakta alternatif.

Itulah tesis utama yang diajukan Tom Phillpis dalam buku ‘’Truth: A Brief History of Total Bullshit’’ (2019).

Orang bisa berbohong secara telanjang, tetapi tetap dianggap melakukan kebenaran, dan malah bisa menjadi orang terkenal, sangat dihormati, dan dianggap sebagai pahlawan dan bapak bangsa.

Zaman sekarang orang bisa berbohong dengan enteng dan tidak ada rasa berdosa sama sekali. Itulah yang disebut sebagai post-truth. Orang awam tidak ingin mendengarkan kebenaran, tetapi ingin mendengar apa yang ingin mereka dengarkan meskipun itu bohong.

Dalam catatan Tom Phillpis banyak tokoh-tokoh besar dunia yang menjadi terkenal justru karena bohong.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News