Himmatul Aliyah Mendorong Pemerintah Mengangkat Guru Honorer Jadi PNS atau PPPK
Oleh karena itu, pemerintah perlu meningkatkan kesejahteraan guru dan dosen yang selama ini masih kurang memadai. Sebab, kesejahteraan tenaga pendidik berkorelasi dengan kualitas pendidikan.
"Di sejumlah negara dengan kualitas pendidikan yang baik, kesejahteraan tenaga pendidiknya juga baik," ucap anggota BKSAP DPR RI itu.
Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan afirmasi terhadap guru honorer sehingga memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadikan mereka sebagai ASN baik PNS maupun PPPK.
"Hal ini merupakan bentuk penghargaan kepada guru honorer yang selama ini telah mengabdikan dirinya selama belasan hingga puluhan tahun dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," tegas Himmatul.
Kemudian, pemerintah perlu secara konsisten memperbaiki dan meningkatkan sarana serta prasarana pendidikan di Indonesia secara merata.
Hingga kini, sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia jauh dari ideal. Misalnya, data menunjukkan sekitar 45 sampai 60 persen ruang kelas pada semua jenjang pendidikan di Indonesia (SD, SMP, SMA/SMK) mengalami kerusakan.
"Di daerah terpencil kondisinya lebih parah. Pemerintah perlu memastikan sarana dan prasarana pendidikan yang layak agar peserta didik dapat belajar dengan baik," ujar Himmatul.
Dia pun meminta pemerintah perlu memprioritaskan pencapaian pendidikan karakter atau ?a?khlak berbasis agama dan budaya dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Anggota Komisi X DPR Himmatul Aliyah mendorong pemerintah mengangkat tenaga honorer menjadi ASN, baik PNS maupun PPPK. Begini urgensinya.
- Sudaryono Kandidat Terkuat Pilgub Jateng, Pakar: Dia Paling Siap
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- Hardiknas 2024, Mbak Rerie: Masalah Pengangkatan Guru Honorer Harus Segera Dituntaskan
- Perkuat Platform Guraru, Acer Luncurkan Solusi End-to-End untuk Sektor Pendidikan
- Melantik 379 PPPK 2023 Kepulauan Babel, Syafrizal Sampaikan Pesan Penting Ini
- Memperingati Hardiknas, Irjen Fakhiri Mengenang Masa Bersekolah di Pedalaman