Kebijakan Donald Trump Membuat Fadli Zon Iri

Kebijakan Donald Trump Membuat Fadli Zon Iri
Fadli Zon. Foto: Aristo Setiawan/JPNN.com

"Sayangnya, karakter pasar kita memang sangat sensitif terhadap harga dan kurang sensitif pada kualitas," paparnyaz

Sebagai catatan, saat ini sekitar 55 persen persen kebutuhan konsumsi baja nasional yang mencapai 14 juta ton pada 2018 dipenuhi produk impor. Pangsa baja impor ini terus mengalami kenaikan, karena pada 2017 pangsanya masih 52 persen. Dengan volume impor baja yang terus meningkat, Indonesia kini menduduki peringkat pertama dari 6 negara ASEAN sebagai pengimpor baja tertinggi. Di bawah Indonesia ada Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam yang rata-rata volume impornya minus.

Menurut dia, kerugian dan ancaman kebangkrutan yang kini dialami PT Krakatau Steel seharusnya dijadikan alarm oleh pemerintah. Indonesia tak mungkin menjadi negara maju jika industri logam dasar nasional gulung tikar.

"Kita mestinya bisa mengambil pelajaran dari negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, atau Turki, yang memproteksi pasar baja domestiknya dari serbuan produk impor," ungkap Fadli.

Dia menambahkan, pembangunan infrastruktur semestinya memberikan insentif bagi industri baja, atau industri semen nasional, tetapi yang terjadi malah sebaliknya, orientasi pembangunan selama ini telah salah arah.

Menurut Fadli, kalau pemerintahan ini nasionalis dan bukan komprador asing, mereka seharusnya segera menyelamatkan PT Krakatau Steel dan industri baja nasional.

Pemerintah seharusnya mendorong konsumsi baja dan semen nasional dalam semua proyek infrastruktur yang sedang dibangun. "Ini harus dilakukan demi menyelamatkan industri strategis kita," pungkas Fadli.(boy/jpnn)


Menurut Fadli, alih-alih menyelamatkan industri baja nasional dan PT Krakatau Steel, kebijakan pemerintah justru sering menjadi penyebab terpuruknya bidang ini.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News