Lembaga Survei Dinilai Sangat Komersil

Lembaga Survei Dinilai Sangat Komersil
Lembaga Survei Dinilai Sangat Komersil

jpnn.com - JAKARTA - Peneliti opini publik, Agung Prihatna menyebut beberapa lembaga survei atau polster saat ini sangat komersil. Hal ini menjadi salah satu masalah bagi lembaga survei.

"Aspek itu jadi pertimbangan dalam soal sample," kata Agung dalam diskusi  "Republik Quick Count" di Cikini, Jakarta, Sabtu (12/7). Selain itu, Agung menambahkan, ada asumsi para polster lebih mengutamakan kecepatan. Sebab dengan begitu, lembaganya bisa dianggap paling hebat dan kredibel.

‎"Karena persoalan komersil itu, ingin menghemat biaya, ingin cepat-cepatan kemudian samplenya jatuh pada lokasi-lokasi yang tidak seharusnya," ujar Agung.

Mantan peneliti LP3S itu menyayangkan apabila ada salah satu lembaga survei yang mengklaim bahwa survei atau quick count yang dilakukannya adalah paling benar. "Statitistik ini ilmu yang mengizinkan penggunanya untuk bisa salah. Jadi tidak boleh ada satu pihak pun yang mengklaim survei atau quick count-nya paling benar," ucapnya.

‎Menurut Agung, ada dua kesalahan dalam melakukan survei yakni kesalahan sampling atau non sampling. Kesalahan sampling menyangkut soal distribusi yang kurang baik, mencoba untuk memperlakukan sampling itu jatuh pada wilayah yang lebih mudah dijangkau, hemat dan lebih cepat dilaporkan sehingga terlihat kredibel.

Sedangkan persoalan non sampling misalnya saja soal teknis dan orang mengirimkan data yang keliru. Dikatakan Agung, persoalan yang paling penting menyangkut afiliasi.

"Kita kehilangan lembaga survei yang ada di tengah yang tidak berafiliasi pada satu kandidat. Ini membuat masyarakat kemudian berprasangka buruk terhadap kedua belah pihak lembaga survei," tandasnya. ‎(gil/jpnn)

JAKARTA - Peneliti opini publik, Agung Prihatna menyebut beberapa lembaga survei atau polster saat ini sangat komersil. Hal ini menjadi salah satu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News