Manusia Kerdil

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Manusia Kerdil
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Dikotomi kampret dan cebong atau kaceb, masih tetap hidup di tengah masyarakat, memisah opini masyarakat menjadi dua dan menjadikan bangsa ini ‘’a divided nation’’, bangsa yang terbelah.

Isu apa pun yang muncul hampir selalu membelah opini bangsa ini menjadi dua kubu yang berhadap-hadapan secara detrimental.

Urusan penentuan awal Ramadan, memecah publik menjadi dua, dan memisahkan dua kubu menjadi kampret dan cebong.

Ketika Dokter Terawan dipecat oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) isu yang muncul adalah isu kaceb.

Ketika Mendikbud Nadiem Makarim menghilangkan madrasah dari sistem pendidikan nasional, isu yang muncul adalah isu kaceb.

Jenderal Andika Perkasa membolehkan keturunan PKI mendaftar menjadi tentara, isu yang muncul adalah isu kaceb.

Penulis Amerika, Ben Saphiro dalam ‘’The Right Side of History’’ (2020) memberikan gambaran mengenai bangsa yang terbelah, satu berada pada sisi yang salah, satunya berada pada sisi yang benar. Dua kekuatan itu akan senantiasa terlibat dalam pertempuran memperebutkan pengaruh.

Sisi kanan adalah sisi konservatif yang diasosiasikan dengan kelompok politik yang bersemangatkan keagamaan dan kolektivitas. Sisi kiri mewakili kalangan liberal yang lebih dekat dengan individualisme dan sekularisme.

Sebuah epos besar dilahirkan abad ini, tetapi momen besar itu menemui manusia kerdil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News