Museum Holocaust

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Museum Holocaust
Kamp Konsentrasi NAZI di Auschwitz, Polandia. Foto: Antoni/JPNN.com

Rasa ketidakadilan itulah yang dirasakan oleh orang-orang Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Itulah sebabnya mengapa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk membela kemerdekaan bangsa Palestina dari penguasaan Yahudi Israel.

Sampai sekarang pemerintah Indonesia tetap menjaga komitmen itu.

Karena itu, ketika berdiri museum Holocaust di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara (27/1) beberapa organisasi Islam Indonesia melakukan protes. Pendirian museum itu dianggap tidak sensitif terhadap suasana kebatinan umat Islam Indonesia dan bertentangan dengan komitmen Indonesia terhadap perjuangan Palestina.

Museum Holocaust di Indonesia menjadi sebuah paradoks yang menimbulkan tanda tanya besar. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di seluruh dunia.

Indonesia secara resmi mendukung negara Palestina dan ikut aktif di berbagai forum dunia untuk membantu kemerdekaan Palestina.

Pendirian negara Israel di atas tanah Palestina sejak 1948 dianggap sebagai sebentuk penjajahan. Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya--seperti yang termaktub dalam pembukaan konstitusi—untuk menghilangkan penjajahan dari muka bumi.

Pendirian negara Israel di tanah Palestina adalah bentuk penjajahan, dan karena itu harus dihapuskan.

Mendirikan museum Holacaust di Indonesia menjadi paradoks yang aneh yang bertentangan dengan semangat konstitusi. Holocaust menjadi catatan kelam sejarah yang harus dikecam dan ditentang.

Ketika berdiri museum Holocaust di Tondano, beberapa organisasi Islam Indonesia melakukan protes.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News