Pasutri Non-Muslim Memilih Dihukum Cambuk

Pasutri Non-Muslim Memilih Dihukum Cambuk
Terhukum pelanggaran syariat Islam menerima hukuman cambuk di halaman Masjid Babussalam, Lampaseh Aceh, Meuraxa, Kota Banda Aceh, Selasa (27/2). Foto: HENDRI/RAKYAT ACEH

Ia dijatuhi hukuman sebanyak 22 kali cambuk dikurangi masa tahanan sebanyak tiga kali cambuk.

Pasangan non muhrim berusia senja, Muzakkir dan Cut Hasmidar juga dicambuk sebanyak 25 kali cambuk setelah terbukti melakukan pelanggaran jarimah ikhtilat (mesum).

Kasi Penindakan Satpol PP Dan WH Banda Aceh, Evendi Abdul Latif, mengatakan khusus untuk dua orang terpidana bukan muslim bisa memilih untuk mengikuti hukum cambuk atau hukum KUHP.

“Jika mereka ingin mengikuti KUHP boleh saja, setelah itu nanti bisa kita limpahkan kasusnya ke kepolisian,” kata Evendi Abdul Latif.

Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Misbahul Munauwar, menjelaskan hukuman cambuk merupakan qanun atau peraturan daerah yang ada, namun apabila ada pelimpahan kasus Polda Aceh selalu siap dalam bertugas.

“Kalau mau mengikuti hukum pidana juga boleh, nanti kita akan melakukan pemeriksaan kembali berdasarkan undang-undang yang mengatur tentang perjudian,” kata Misbahul Munauwar.

Diantara ribuan masyarakat, ada 27 warga Malaysia yang menyaksikan pelaksanaan cambuk tersebut.

“Hari ini merupakan hari keberuntungan bagi kami, karena kami dapat menyaksikan secara langsung hukuman ini di sini,” kata Moch Sukry, ketua rombongan warga Malaysia.

Pasangan suami istri non-muslim memilih dihukum cambuk, setelah sebelumnya ditangkap Satpol-PP dan WH beberapa bulan lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News