Pesan 'Victory' di Media Luar Negeri
Senin, 07 Juni 2010 – 03:31 WIB
Setelah tentara Israel menguasai kapal, para aktivis pun diborgol dan dikumpulkan di salah satu dek Mavi Marmara. Selama 15 jam kapal tersebut berada di laut. Selama itu pula, setiap beberapa jam tawanan dipindahkan dari satu ruang ke ruang lain.
Akhirnya, pada Senin pukul 21.00, mereka merapat di Ashdod, kota pelabuhan Israel. Setelah itu, mereka dipindahkan ke ruang tahanan dan diinterogasi secara maraton. Selama ditahan, para aktivis tidak diberi makanan dan minuman. Mereka juga dilarang salat. Mulut beberapa aktivis yang berteriak dan melawan disumpal.
Ferry mengatakan, hampir semua di antara 12 relawan Indonesia dipaksa menandatangani surat dan memberikan keterangan. Namun, tidak ada seorang pun yang bersedia buka mulut dan menuruti keinginan militer Israel.
Sebelum insiden itu, Ferry sendiri dan rombongan Kispa telah sempat sukses masuk ke Gaza, tepatnya pada Januari-Februari 2009 lalu. Ferry bahkan pernah tinggal lima hari di Gaza. Saat itu dia masuk lewat Rafah, perbatasan antara Mesir dan Palestina.
PENYERANGAN atas kapal Mavi Marmara dalam rombongan Freedom Flotilla, Senin (31/5) lalu dan penghadangan kapal MV Rachel Corrie, Sabtu (5/6) lalu
BERITA TERKAIT
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah
- Populasi Korsel Menua Berpotensi Jadi Peluang Emas Indonesia
- Merawat Konflik, Turki Beri Pengobatan kepada Ribuan Tentara Hamas
- Joe Biden Larang Impor Uranium, Rusia Yakin Amerika Bakal Rugi Sendiri
- Blockout 2024: Upaya Memaksa Selebritas Amerika Peduli Gaza