Republik Celeng

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Republik Celeng
Ilustrasi. Foto: Menahem Kahana/AFP - The Times of Israel

Pada masa lalu mereka sering melihat adegan pertumpahan darah yang juga mengerikan, tetapi bagi mereka semua kelihatannya yang sekarang terjadi di antara mereka sendiri jauh lebih buruk.

Pak Tua Jones memang otoriter, tetapi apa yang dilakukan oleh Napoleon ternyata lebih buruk dari yang dilakukan Pak Tua.

Napoleon yang mabuk kekuasaan makin bertindak otoriter. Dia sangat terobsesi membangun proyek-proyek infrastruktur yang megah meskipun sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan oleh warga. Proyek-proyek mercusuar ini membuat warga binatang menderita.

Salah satunya adalah proyek kincir angin raksasa yang sangat dibanggakan oleh Napoleon.

Proyek kincir angin telah membuat para binatang bekerja seperti budak, sementara kesejahteraan makin merosot.

Kehidupan yang mewah dan penuh kenyamanan mulai memabukkan Napoleon dan para celeng kameradnya. Para celeng sudah berubah menjadi warga negara elite, kesenjangan kesejahteraan makin melebar. Napoleon sudah mengingkari janji mereka akan kesetaraan semua binatang.

Para celeng tidur di kasur, minum susu, dan makan telur dengan kedok sebagai kompensasi atas pekerjaan pimpinan yang sangat berat, padahal pada awal pemberontakan mereka menolak gaya hidup seperti manusia yang hedonis dan penuh kemunafikan dan penuh eksploitasi terhadap warga binatang.

Para warga binatang bekerja siang malam untuk kenikmatan golongan celeng. Mereka dijejali dengan propaganda akan perjuangan bersama dan rasa saling mengisi.

Para celeng mengendalikan Republik Celeng layaknya manusia yang sebelumnya menjajah para binatang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News