Sayang jika Munaslub Golkar Hanya Mengukuhkan Ketum Baru

Sayang jika Munaslub Golkar Hanya Mengukuhkan Ketum Baru
Nurdin Halid dan Idrus Marham. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Partai Golkar dinilai tidak menunjukkan sebagai partai politik modern jika munaslub yang akan digelar 19-20 Desember hanya dijadikan ajang pengukuhan ketua umum baru yang dipilih secara aklamasi pada rapat pleno DPP Golkar, beberapa waktu lalu.

Menurut pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun, Munaslub Golkar sebagai forum tertinggi, seharusnya membahas dan memutuskan banyak hal.

Misalnya membahas AD/ART, menyusun dan menetapkan program umum, menyusun pandangan politik dan rekomendasi partai.

“Golkar mestinya menunjukkan ciri-ciri partai modern di munaslub ini,” ujar Badrun di Jakarta,Senin (18/12).

Badrun menilai, banyak hal yang dapat dibicarakan dan diputuskan pada forum munaslub, jika Golkar ingin disebut partai modern.

Misalnya, munaslub bisa dijadikan forum laporan pertanggungjawaban dari pengurus yang lama, kendati tidak dihadiri Setya Novanto karena sedang ditahan.

“Berhentinya SN ini harusnya ada laporan pertanggungjawaban (LPJ), tapi problemnya dia kan dipenjara,” ucapnya.

LPJ kata Badrun, bisa saja disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham, secara transparan terkait kinerja pengurus selama ini.

Munaslub Golkar mestinya juga membahas AD/ART partai, penetapan program umum, laporan pertanggungjawaban ketum lama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News