Sudirman Said Bisa Saja Kehilangan Suara di Pilkada Jateng

Sudirman Said Bisa Saja Kehilangan Suara di Pilkada Jateng
Prabowo Subianto (kedua kiri), Anies Baswedan (kiri), Sudirman Said (kedua kanan), dan Ferry Juliantono (kanan). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Indo Barometer Muhammad Qodari menilai rencana Sudirman Said menggandeng anak KH Maimun Zubair sebagai calon wakil gubernur di Pilgub Jateng 2018, bisa menghasilkan dua kemungkinan.

Yaitu dia bisa menambah suara atau justru kehilangan.

Peraih gelar doktor bidang ilmu politik Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengatakan, ketika bicara Nahdlatul Ulama (NU), mereka kecenderungannya lebih dekat dengan partai nasionalis seperti PDI Perjuangan dibandingkan dengan PAN yang notabene dari kelompok Islam modernis.

"Kalau NU itu kan Islam tradisional, jadi karena datang dari segmen berbeda bisa dua kemungkinan. Pertama menambah suara, kedua justru mengurangi suara," ucap Qodari pada JPNN.com pada Selasa (2/1).

Menurutnya, ketika Sudirman yang diusung Gerindra, PAN dan PKS dipasangkan dengan cawagub dari kalangan Nahdliyin, maka gabungan dua segmen ini bisa menimbulkan daya tolak atau resistensi di kalangan akar rumput.

Akibatnya, pemilih yang tadinya mau memilih batal memberikan dukungan.

"Kan begini, Pak Sudirman Said partai pendukungnya apa? (Gerindra, PAN, PKS) nah itu maksud saya. Begitu lihat ada PKS ada PAN, itu bisa terjadi resistensi. Jadi secara psikologis, warga NU lebih merasa nyaman dengan nasionalis seperti PDI Perjuangan kalau saya lihat, ketimbang dengan kalangan Islam modernis seperti PKS dan PAN," tutur Qodari.

Apalagi yang akan dijadikan cawagub oleh Sudirman adalah puteranya Kiai Maimun Zubair yang notabene NU tulen.

Seharusnya, kata dia, figur yang dipilih mantan menteri ESDM itu adalah dari Muhammadiyah yang memang saling terkait.

Mantan Menteri ESDM Sudirman Said mencalonkan diri sebagai cagub di Pilkada Jawa Tengah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News