Terkecoh Ramalan Cuaca

Catatan Dani Nur Subagiyo, Durban

Terkecoh Ramalan Cuaca
KANO - Di Durban yang hangat, aktivitas berolahraga kano di waktu pagi pun biasa terlihat di pantainya. Foto: Yuyung Abdi/Jawa Pos.
Teman wartawan Indonesia yang berangkat bersama bahkan mengenakan pakaian rangkap empat. Dari kaos, sweater, jaket biasa, lalu paling luar dibungkus jaket busa. Dia berpakaian seperti itu karena khawatir bakal sakit, mengingat tugas di Afrika Selatan (Afsel) masih sampai pertengahan bulan depan.

Dengan pakaian rangkap-rangkap, tidak heran apabila saya dan teman saya kerap menjadi objek pemandangan penumpang lainnya sejak dari OR Tambo hingga di dalam pesawat South African Airways yang menjadi satu-satunya maskapai penerbangan di negeri Nelson Mandela itu.

Jika diperhatikan dengan seksama, penumpang kecuali kami memang mengenakan pakaian yang terbilang "normal". Dengan kata lain, mereka tidak mengenakan pakaian atau jaket tebal. Sepasang suami-istri berkewarganegaraan Australia yang duduk di sebelah saya juga sedikit senyum-senyum dengan pakaian yang dikenakan oleh saya dan teman saya.

Ketika saya menanyakan tujuan mereka ke Durban, mereka menjawab ingin berjemur dan bersepeda di dekat pantai. "Hah... berjemur di Durban? Dalam cuaca dingin begini? Apa tidak salah dia?" begitu yang terlintas di pikiran saya ketika mengobrol dengannya. Selama di pesawat saja, saya masih merasakan hawa dingin menusuk tulang. Ketika pramugari menawarkan minuman dengan es pun, saya tidak tertarik.

SEBELAS hari sudah saya berkutat di Johannesburg. Kemarin (16/6), saya berkesempatan menjajal medan baru. Saya akan pergi ke Durban untuk menonton

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News