Wawancara dengan Mas AHY Terkait Kondisi Terkini Bu Ani Yudhoyono

Wawancara dengan Mas AHY Terkait Kondisi Terkini Bu Ani Yudhoyono
Bu Ani Yudhoyono ditemani kedua putra, dua menantu serta cucu-cucunya. Foto: diambil dari Instagram ibasyudhoyono

jpnn.com, SINGAPORE - Tidak ada yang menyangka, Bu Ani Yudhoyono yang selama mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono keliling daerah tampak segar dan sehat, ternyata kini harus berjuang melawan kanker darah. Wanita kelahiran Yogyakarta berusia 66 tahun itu pun kini harus menjalani perawatan di Singapura.

Untuk mendapatkan informasi terkini terkait kondisi kesehatan Bu Ani, Kamis (14/2), JawaPos.com berkesempatan untuk berbincang dengan putra sulung SBY yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melalui sambungan telepon dari Singapura. 

Berikut wawancara khususnya:

Kapan tepatnya kesehatan Bu Ani mulai menurun, apakah ada korelasi dengan kunjungannya bersama SBY ke Aceh?

Ibu Ani baru saja mengunjungi masyarakat. Menyapa masyarakat di Sumatera Utara dan Aceh selama delapan hari melalui perjalanan darat. Setelah kembali ke Jakarta, kondisinya mulai menurun.
 
Sejak di Aceh, Bu Ani sudah merasakan lemas, kurang tenaga. Tidak seperti biasanya. Dugaan awal karena faktor kelelahan saja. Kami juga saat itu melakukan pemeriksaan darah di RSPAD Gatot Soebroto. Awalnya kami tidak menduga itu adalah sesuatu yang serius.

(Baca juga: Mengenal Kanker Darah, Penyakit yang Diderita Bu Ani Yudhoyono)
 
Apa hasilnya?
Ternyata, dari pemeriksaan darah itu menunjukkan ada elemen darah Bu Ani yang menurun secara signifikan. Yaitu trombosit, leukosit, dan hemoglobin. Dari hasil pemeriksaan tersebut, ada kecurigaan ini bukan sakit biasa. Bukan karena kelelahan. 
 
Kemudian kami berkomunikasi dengan tim dari kepresidenan untuk segera melakukan pemetaan lanjutan. Yang dirujuk adalah Nasional University of Hospital di Singapura. Alasannya, rumah sakit ini dianggap cukup maju dalam urusan darah.
 
Kapan tepatnya Bu Ani mulai dirawat di Singapura?
Pada‎ Sabtu 2 Februari kami terbang ke Singapura. Sejak saat itu pula Bu Ani langsung dibawa ke rumah sakit dan dicek untuk mengetahui secara pasti penyakitnya.
 
Pada Kamis 7 Februari kami sangat kaget. Tidak menyangka bahwa diagnosis dari tim dokter yang ada di Singapura mengatakan bahwa Bu Ani mengidap kanker darah. Ini tentunya membuat kami sangat terpukul. 
 
Bagaimana respons keluarga saat itu?
Kami tidak menyangka. Sebab, Bu Ani adalah sosok yang ‎tangguh dan kuat selama ini. Menemani Pak SBY sejak di militer dan menjadi ibu negara dalam kegiatannya di masyarakat dan politik, ternyata mengalami sakit yang sangat serius.
 
Pada Senin 11 Februari, benar-benar dikonfirmasi telah mengalami itu (kanker darah). Bu Ani harus ditangani secara serius karena kankernya dinyatakan cukup agresif. 
 
Bagaimana kondisinya saat ini?
Bu Ani dirawat dalam ruang yang sangat steril. Sebab, dalam tahap awal ini, Bu Ani harus diyakinkan memiliki daya tahan tubuh dan stabilitas yang baik sehingga bisa menerima perawatan atau medical treatment.
 
Sampai hari ini Bu Ani dalam kondisi baik, kuat, dan juga punya harapan-harapan baik agar segera pulih.
 
Apakah Bu Ani akan menjalani kemoterapi?
Medical treatment yang dipilih saat ini disesuaikan dengan jenis dan karakteristik kanker darah dalam tubuh Bu Ani. Saat ini, tidak menggunakan kemoterapi. 
 
Pengobatannya mengunakan oral medication dan sejumlah injection yang memiliki efek samping‎. Injection ini untuk segera melumpuhkan sel-sel kanker darah. Setelahnya, akan terus diobservasi secara intensif sehingga diketahui apa langkah-langkah berikutnya.
 
Yang jelas, sampai saat ini dan beberapa waktu ke depan, Bu Ani masih melakukan tindakan-tindakan medis itu. Ini berdasarkan dari tim dokter yang juga sudah berkoordinasi dengan tim dokter kepresidenan. Juga telah mendapatkan sejumlah masukan dari tim-tim dokter lainnya.
 
Siapa yang banyak mendampingi Bu Ani saat ini? Apakah Mas AHY, Mas Ibas, atau Pak SBY?
Sejak 2 Februari, sebetulnya kami sekeluarga lengkap mendampingi Bu Ani di Singapura. Pak SBY sudah menyampaikan untuk mendedikasikan waktunya, sepenuhnya untuk kesembuhan Bu Ani.
 
Saya sendiri masih berada di Singapura, dan tentu bergantian dengan Mas Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono) untuk berjaga di rumah sakit. Yang terpenting saat ini adalah dukungan moril dari keluarga terdekat. Memberikan semangat kepada Bu Ani. Ibu juga tidak merasa menyerah untuk melawan kanker darahnya.
 
Sedangkan untuk menantu-menantunya, seperti istri saya, Annisa Pohan, dan Alya (Siti Rubi Aliya Rajasa) istri Mas Ibas bergantian berjaga. Apalagi, anak-anak kami masih ‎bersekolah di Jakarta. Sehingga saat weekend datang ke Singapura. 
 
Ada pesan khusus dari Bu Ani kepada AHY dan Ibas?
Yang diamanahkan oleh Ibu Ani adalah saya dan Mas Ibas harus tetap terus menjalankan tugas-tugas di tanah air. Itulah harapan seorang ibu yang membuat kami juga terharu. Di tengah lemahnya Bu Ani di rumah sakit, tapi justru ibu yang terus menyampaikan kepada saya dan Mas Ibas untuk tetap menyapa masyarakat di Tanah Air.
 
Melihat Bu Ani setegar itu, bagaimana reaksi keluarga Yudhoyono? 
Tentu kami merasa terpukul, tidak ada yang siap menerima berita seperti ini. Tapi kita sebagai hamba Allah tahu, ini semua adalah takdir yang harus diterima dengan tulus. Dalam arti, di balik semua ini adalah ujian dari Allah SWT.
 
Yang jelas, kami akan t‎erus berjuang, berikhtiar, sambil terus berdoa untuk mencari jalan kesembuhan. Bu Ani juga terus kuat. Sebaliknya, demikian Bu Ani terus menguatkan kami karena ini tidak mudah bagi keluarga. Mengagetkan sekali. Tapi insya Allah, kami terus berdoa dan berikhtiar.
 
Mudah-mudahan dunia medis yang terus berkembang dan maju lantas ada berbagai opsi. Mudah-mudahan, teknologi, metodologi, dan obat-obat generasi terbaru bisa ampuh untuk melawan kanker darah yang diderita oleh Bu Ani.
 
Dua minggu di rumah sakit, bagaimana pola makan Bu Ani? Apa yang dirindukannya?
Pastinya ada yang dikangenin, ya. Sebaik-baiknya pelayanan di rumah sakit, tentu saja rindu suasana rumah, makanan rumah, makanan yang di meja makan. Saya pikir sangat wajar. 
 
Tapi yang terpenting bagi saya, terus mengingatkan kepada ibu agar jangan tidak nafsu makan. Bagaimanapun, asupan makanan dan gizi itu penting sekali untuk menjaga daya tahan ibu. 
 
Apalagi ketika menjalani treatment, masuknya obat-obat berkategori keras itu harus dibantu dengan asupan makan yang cukup.‎ Walaupun tentunya ada yang kurang.
 
Apakah ada pesan dari Bu Ani kepada warga Indonesia yang juga menderita kanker darah?
Ibu Ani sebetulnya seorang yang selalu mengampanyekan kepada masyarakat Indonesia, terutama kaum perempuan dan ibu untuk terus menjaga kesehatannya. Aware terhadap berbagai kemungkinan penyakit yang serius. 
 
Bu Ani mengingatkan kepada masyarakat, yang penting harus punya semangat untuk terus hidup. Masukan dari masyarakat Indonesia yang mendoakan Bu Ani sehat walafiat menjadi kekuatan. Semoga kita semua semakin aware dengan berbagai jenis kanker, termasuk kanker darah yang mungkin saja ada di dalam kehidupan kita.

Reporter: Gunawan Wibisono/JPC


Mas AHY menceritakan kondisi Bu Ani Yudhoyono, termasuk apa yang beliau rindukan dan pesannya buat masyarakat Indonesia.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News