AS Tewaskan Ratusan Anak Afghanistan

AS Tewaskan Ratusan Anak Afghanistan
AS Tewaskan Ratusan Anak Afghanistan
NEW YORK - Konflik bersenjata di berbagai belahan dunia tidak pernah luput merenggut nyawa anak-anak tak berdosa. Tidak terkecuali perang Afghanistan yang berlangsung sejak 2001. Kemarin (8/2) Committee on the Rights of the Children (CRC), organisasi PBB yang memantau hak anak-anak sedunia, merilis laporan rutin. Selama empat tahun terakhir, ratusan anak Afghanistan tewas di tangan militer.CRC yang bermarkas di Kota Jenewa, Swiss, menyatakan bahwa kematian ratusan anak tidak berdosa itu merupakan kesalahan militer.

Yakni, pasukan Amerika Serikat (AS) dan Afghanistan yang melancarkan operasi gabungan di berbagai titik selama lebih dari satu dekade terakhir. CRC menuding militer AS dan Afghanistan tidak melakukan survei mendalam sebelum melancarkan aksi. "Tidak adanya koordinasi yang baik untuk mencegah korban jiwa sipil dan pengerahan kekuatan militer yang tanpa perhitungan berakibat fatal bagi anak-anak," terang CRC dalam pernyataan resmi kemarin.

Sebagian besar anak Afghanistan, lanjut organisasi tersebut, tewas karena serangan udara AS. Sampai sekarang serangan udara AS masih sering merenggut korban jiwa sipil.Selain mencatat jumlah korban jiwa anak-anak, CRC memantau kebijakan luar negeri yang diterapkan Washington di Afghanistan. Terutama, saat terjadi pergantian pemimpin pada 2008. Pada akhir pemerintahan Presiden George W. Bush sekaligus awal kepemimpinan Presiden Barack Obama itu, aksi militer AS di Afghanistan mencapai puncak.

 Belakangan, Obama mulai merevisi kebijakan tempur di Afghanistan. Terutama, karena pemerintah Afghanistan dan Pakistan semakin rajin memprotes serangan udara AS yang selalu merenggut nyawa warga sipil. Bukan hanya serangan udara dengan pesawat tanpa awak, tapi juga operasi dari udara yang melibatkan para personel militer.

jpnn.com - Kamis waktu setempat (7/2) Komite Intelijen Senat mempertanyakan banyak hal seputar kebijakan tempur dengan pesawat siluman kepada calon Menteri Pertahanan AS John Brennan. Pasalnya, kandidat pengganti Leon Panetta tersebut merupakan salah seorang penggagas program serangan udara dengan pesawat tanpa awak (drone). Menurut dia, program itu efektif untuk menekan korban jiwa.

Sebelum merilis laporan empat tahunannya, CRC juga melaporkan hasil pengamatan secara berkala kepada Dewan Keamanan (DK) PBB. April lalu CRC menyatakan bahwa jumlah korban anak-anak di Afghanistan kian meningkat. "Jumlah anak-anak yang tewas dalam serangan udara AS bersama pasukan Afghanistan dan pasukan internasional naik dua kali lipat," terang CRC.Pada 2011 jumlah anak-anak Afghanistan yang tewas di tangan militer berkisar 110. Sementara itu, anak-anak yang terluka sekitar 68. Tiap tahun jumlah tersebut cenderung meningkat. Karena itu, CRC mengimbau AS meninjau kembali kebijakan tempurnya. Terutama, supaya tidak menimbulkan korban jiwa sipil, khususnya anak-anak, semakin banyak.

"AS harus menghormati hukum internasional dan melakukan kewajibannya dengan baik. Mereka juga harus membentuk tim independen untuk menyelidiki kematian warga sipil, khususnya anak," tandas Jamil Dakwar, direktur American Civil Liberties Union"s Human Rights Program. (AP/AFP/hep/c10/dos)



NEW YORK - Konflik bersenjata di berbagai belahan dunia tidak pernah luput merenggut nyawa anak-anak tak berdosa. Tidak terkecuali perang Afghanistan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News