Bandar, Bandit, Badut
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
![Bandar, Bandit, Badut](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2021/01/12/ilustrasi-tindak-pidana-korupsi-antaraho20-62.jpg)
Prof. Chusnul Mariyah dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa panggung politik Indonesia dipenuhi oleh para aktor politik yang terdiri dari bandar, bandit, dan badut.
Tiga karakter itu menjadi pemain dominan dalam percaturan politik Indonesia.
Bandar adalah para oligarki yang menguasai akses ekonomi dan melakukan monopoli terhadapnya.
Pada bandar ini kemudian memanfaatkan kekayaannya untuk membiayai proyek-proyek politik.
Para bandar ini bermain dalam kontestasi politik mulai level daerah sampai ke level nasional.
Para bandar menjadi bohir politik dalam berbagai pilkada daerah dengan membayar ongkos politik calon kepala daerah.
Setelah calonnya menang, sang bandar akan menerima imbalan berupa proyek daerah maupun berbagai konsesi perizinan.
Para bandar tidak hanya menjadi bohir calon kepala daerah, tetapi juga mengongkosi calon-calon anggota legislatif yang berkontestasi.
Kasus Mardani H. Maming menunjukkan korelasi yang rumit antara bisnis dan politik di Indonesia.
- Eks Wakapolri Menilai Penyidik KPK Rossa Purbo Bekti Bisa Dipidana terkait Pencurian dengan Kekerasan
- Eks Wakapolri Sebut Penyidik KPK Bisa Dipidana dan Diproses Etik karena Merampas Barang Sekjen PDIP
- Soal Ulah Rossa Purbo Bekti kepada Staf Hasto, Maqdir: Cerminan Buruk Penegakan Hukum
- Aksi Rossa Purbo Bekti terhadap Staf Hasto Diprotes , KPK Merespons Begini
- Soal Temuan Fasyankes di Indonesia Timur Banyak yang Mangkrak, Ini Saran Lestari Moerdijat
- Datangi Gedung KPK, MAKIN Buat Laporan Terkait Dugaan KKN di Kampar