Fenomena Langka, Ada Parit “Berdarah” di Kalimantan Utara

Fenomena Langka, Ada Parit “Berdarah” di Kalimantan Utara
Parit "berdarah". Foto: Radar Tarakan/JPNN

Rizal yang semakin penasaran kemudian keluar untuk mengambil foto parit tersebut.

“Langsung aja saya upload ke Facebook. Kan jarang-jarang, tuh,” ucapnya.

Unggahannya ternyata dikomentari warga. Sebab, kawasan parit tersebut sebelumnya sudah pernah berwarna merah.

“Kalau itu, saya kurang tahu. Cuma, dari komentar yang ada, sebelumnya sudah pernah. Mungkin waktu itu ada yang buang limbah atau bekas cat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Laboratorium Kualitas Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Borneo Tarakan Encik Weliyadi mengatakan, harus dilakukan pengambilan data sampel untuk mengetahui penyebab fenomena itu.

Menurutnya, munculnya fenomena air berdarah tersebut bisa saja terjadi karena tumpahan bahan kimia tertentu.

Namun, fenomena tersebut bisa saja terjadi karena terjadinya blooming alga dari spesies plankton tertentu.

Encik mengatakan, plankton merupakan hewan jasad renik yang hidup di perairan.

Warga RT 11, Kelurahan Pamusian, Kalimantan Utara dihebohkan dengan perubahan warna air parit di kawasan itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News