Menteri Minoritas Pakistan Terbunuh

Ditembak lantaran Menentang Undang-Undang Penodaan Agama

Menteri Minoritas Pakistan Terbunuh
Jenazah Menteri Urusan Warga Minoritas Shahbaz Bhatti. Foto: REUTERS/Faisal Mahmood
Sebagai seorang menteri, Bhatti seharusnya selalu dikawal ke mana pun pergi. Apalagi, dia sudah lama diincar para pembunuh. Namun, Bhatti sendiri yang memerintah para pengawalnya menunggu di kantor kementerian. Sebab, biasanya dia tidak pernah dikawal saat mengunjungi ibunya. Menteri berusia 42 tahun itu hanya ditemani sopirnya, Gul Sher, yang selamat dari pembunuhan karena terus menunduk di kursi depan.

Bhatti, penganut Katolik dan satu-satunya menteri nonmuslim di pemerintahan, aktif menentang undang-undang penodaan agama di Pakistan. Lewat undang-undang itu, orang bisa dihukum mati lantaran dituduh menghina Islam. Para kritikus berpendapat, undang-undang tersebut bisa kian merepresi kalangan minoritas di Pakistan yang jumlahnya tidak sampai 4 persen dari seluruh populasi.

Selain itu, pembuktian undang-undang tersebut hanya berdasar keterangan saksi. Akibatnya, sebagian besar kasus justru berasal dari fitnah dan dendam pribadi. Pada 2009, Aasia Bibi, ibu lima anak, ditangkap dan akhirnya dijatuhi hukuman mati. Dia dilaporkan menghina Nabi Muhammad oleh para tetangganya. Sebelumnya, Bibi memang terlibat cekcok dengan beberapa wanita di lingkungannya. Sebab, para wanita itu menolak minum air yang sudah dibawakan Bibi untuk mereka.

Tahun lalu seorang imam masjid dan putranya juga dijatuhi hukuman penjara dengan tuduhan menghina Islam. Pasangan bapak-anak itu dijatuhi hukuman masing-masing 10 tahun dan 5 tahun penjara. Kejadian itu dipicu sengketa antarkomunitas agama. Puncaknya, Mohammad Shafi, imam masjid tersebut, melepas poster undangan pengajian memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad di tembok tokonya. Tindakan itulah yang lantas dilaporkan sebagai penghinaan terhadap agama.

ISLAMABAD - Pakistan belum bebas dari rangkaian kekerasan. Kemarin (2/3) Menteri Urusan Warga Minoritas Shahbaz Bhatti diberondong tembakan hingga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News